Ketika "Syair Kehidupan" Berbicara. . . . . . .

Sebenarnya aku ada untuk siapa? Dan, karena apa aku ada? Apa karena ada yang lain, hingga aku harus ada? Menginjakan kakiku dibumi yang pasti membuangku. Entah kapan, tapi hari itu pasti ada. Dimana semua hanya tersenyum penuh kebohongan. Apa yang harus diperjuangkan oleh kebenaran? Apa aku harus jadi hitam diantara mereka yang putih? Apa aku harus jadi kesalahan diantara mereka yang benar? Keberadaanku hanyalah maya, yang tidak akan ada satu orang pun yang mengingatku ketika aku t’lah tiada, bahkan tidak ada satupun yang sadar apa aku pernah ada atau tidak. `Hilang` kata yang benar-benar membuatku gelisah, takut, benci, dan sedih. Kenapa sebelumnya aku harus bertemu dengan mereka, apabila akhirnya mereka harus meninggalkanku.


Tak ada kesadaran bahwa perpisahan dan kehilangan itu adalah hal yang paling menyakitkan yang pernah ada. Bukan karena dia atau orang lain. Tapi karena aku yang sadar betapa menyedihkannya hal itu. Dibelakangmu ada kekuatan yang tak terbatas. Didepanmu ada kemungkinan yang tak berakhir. Disekitarmu ada kesempatan yang tak terhitung. Jadi kenapa kau harus takut menerima anugerah cinta? Dimasa lalu, jika memang kau tersakiti,bisakah dimasa kini kau bahagia? Kenapa kau s’lalu takut untuk tersenyum indah? Tahukah kau betapa seseorang sangat mengharapkan kebahagiaanmu? Betapa ia menunggu & terus menunggu untuk melihatmu tersenyum. Betapa ia terus memandangimu dari kejauhan yang tak pernah kau sadari. Dan, betapa ia benar-benar mencintaimu dengan setulus hatinya.


Bagaimana kau merasa bangga akan dunia yang sementara. Bagaimana bila semua hilang & pergi meninggalkan dirimu? Bagaimanakah bila saatnya waktu berhenti tak kau sadari? Masihkah ada jalan bagimu untuk kembali?


Dunia dipenuhi dengan semua. Bila waktu t’lah memanggil, teman sejati hanyalah angan. Bila waktu t’lah terhenti, teman sejati hanyalah sepi.


Jika ada 1000 lilin yang menyala, lalu padam karena angin, Janganlah engkau takut akan kegelapan, karena aku akan jadi lilin kecil yang akan terus menyala dalam jiwamu.



untuk seorang yang ku sayangi: Gst. Ayu L. Iga Ambarawati.
catatan tanggal 10 Februari 2011, di kamar saya.